Burung-burung kecil pada gambar ini adalah burung pipit, tepatnya jenis Bondol Peking atau Scaly-breasted Munia (Lonchura punctulata). Burung ini mudah dikenali dari pola sisik putih pada bagian dada dan perutnya, yang berpadu dengan warna cokelat kemerahan di kepala dan punggung.
Ukurannya relatif kecil, hanya sekitar 11–12 cm, dengan paruh tebal berwarna gelap yang khas burung pemakan biji-bijian.
Bondol Peking tersebar luas di Asia, termasuk Indonesia. Mereka sering ditemukan di sawah, ladang, tepi hutan, dan lahan terbuka yang banyak ditumbuhi rerumputan. Makanan utamanya adalah biji-bijian, terutama padi, sorgum, millet, dan rumput-rumput liar.
Karena kebiasaannya memakan biji padi, burung ini kadang dianggap hama oleh petani, tetapi sebenarnya mereka juga berperan penting dalam mengendalikan populasi gulma biji-bijian kecil di lahan pertanian.
Burung ini biasanya hidup berkelompok, bahkan di luar musim kawin mereka tetap bergerombol untuk mencari makan. Sifat sosial yang kuat membuat mereka sering terlihat hinggap berdekatan, seperti pada gambar, di mana beberapa ekor tampak memakan biji-bijian dari satu tangkai tanaman.
Gerombolan besar Bondol Peking bisa mencapai ratusan ekor, terutama ketika sedang berpindah lokasi mencari makanan.
Musim kawin burung Bondol Peking biasanya terjadi saat pasokan makanan melimpah, seperti pada awal dan akhir musim hujan. Sarangnya berbentuk bulat besar dari rumput kering, biasanya ditempatkan di semak atau rumpun bambu. Betina akan bertelur 4–6 butir, yang dierami bergantian oleh jantan dan betina selama sekitar dua minggu.
Keindahan pola sisik pada tubuhnya, suara kicau yang lembut, serta perilaku berkelompok yang kompak membuat Bondol Peking digemari para pengamat burung. Selain itu, kehadiran mereka di alam menjadi indikator ekosistem yang sehat, terutama di wilayah persawahan dan padang rumput alami.